Pasal : Shalat Kusuf dan Istisqo'
وَتُسَنُّ صَلَاةُ كُسُوفٍ : رَكْعَتَيْنِ، كُلُّ رَكْعَةٍ بِقِيَامَيْنِ وَرُكُوعَيْنِ، وَتَطْوِيلُ سُورَةٍ
وَتَسْبِيحٍ، وَكَوْنُ أَوَّلِ كُلٍّ أَطْوَلَ.
Disunnahkan
shalat gerhana (kusuf) sebanyak dua rakaat. Setiap rakaat terdiri dari dua kali
berdiri dan dua kali ruku'. Dianjurkan memanjangkan bacaan surat dan tasbih,
dengan menjadikan bacaan dan tasbih pada bagian pertama setiap rakaat lebih
panjang daripada bagian kedua.
وَاسْتِسْقَاءٍ : إِذَا أَجْدَبَتِ
الأَرْضُ، وَقُحِطَ المَطَرُ، وَصِفَتُهَا وَأَحْكَامُهَا : كَعِیْدٍ.
Disunnahkan
pula shalat minta hujan (istisqa') ketika tanah mengalami kekeringan dan hujan
tidak turun. Tata cara dan hukum-hukumnya serupa dengan shalat Id.
وَهِيَ وَالَّتِي قَبْلَهَا : جَمَاعَةً أَفْضَلُ.
Baik shalat
gerhana maupun shalat istisqa', lebih utama jika dilaksanakan secara berjamaah.
وَإِذَا أَرَادَ الإِمَامُ الخُرُوجَ لَهَا : وَعَظَ النَّاسَ، وَأَمَرَهُمْ بِالتَّوْبَةِ، وَالخُرُوجِ مِنَ المَظَالِمِ،
وَتَرْكِ التَّشَاحُنِ، وَالصِّيَامِ ، وَالصَّدَقَةِ، وَيَعِدُهُمْ يَوْمًا يَخْرُجُونَ
فِيْهِ.
Apabila
imam hendak melaksanakan shalat minta hujan (istisqa'), maka ia hendaknya memberikan
nasihat kepada masyarakat, memerintahkan mereka untuk bertaubat, meninggalkan
perbuatan zalim, menghindari permusuhan, melaksanakan puasa, dan bersedekah.
Imam juga menentukan hari tertentu untuk keluar bersama mereka.
وَيَخْرُجُ : مُتَوَاضِعًا،
مُتَخَشِّعًا، مُتَذَلِّلًا، مُتَضَرِّعًا، مُتَنَظِّفًا، لَا مُطَيَّبًا، وَمَعَهُ
: أَهْلُ الدِّينِ وَالصَّلَاحِ، وَالشُّيُوْخُ، وَمُمَيِّزُ الصِّبْيَانِ.
Ketika
keluar, imam hendaknya bersikap rendah hati, penuh kekhusyukan, dengan
penampilan yang sederhana, membersihkan diri tanpa menggunakan wewangian. Ia
disarankan membawa orang-orang yang taat agama, orang-orang saleh, orang tua,
serta anak-anak yang sudah mumayyiz.
فَيُصَلِّي، ثُمَّ يَخْطُبُ
وَاحِدَةً، يَفْتَتِحُهَا بِالتَّكْبِيرِ كَخُطْبَةِ عِيدٍ، وَيُكْثِرُ فِيهَا : الاسْتِغْفَارَ،
وَقِرَاءَةَ الْآيَاتِ الَّتِي فِيهَا الأَمْرُ بِهِ، وَيَرْفَعُ يَدَيْهِ وَظُهُورُهُمَا
نَحْوَ السَّمَاءِ، فَيَدْعُو بِدُعَاءِ النَّبِيِّ، وَمِنْهُ : »اللَّهُمَّ اسْقِنَا غَيْثًا مُغِيثًا .... « إِلَى آخره.
Setelah
itu, imam melaksanakan shalat, kemudian menyampaikan khutbah tunggal yang
diawali dengan takbir seperti khutbah Id. Dalam khutbah tersebut, dianjurkan
untuk memperbanyak istighfar, membaca ayat-ayat Al-Qur'an yang berisi perintah
untuk memohon ampunan, dan mengangkat tangan dengan bagian punggung tangan
menghadap ke langit. Kemudian, imam memanjatkan doa sebagaimana yang diajarkan
oleh Nabi, di antaranya:
»اللَّهُمَّ اسْقِنَا غَيْثًا مُغِيثًا .... «
Hingga
akhir doa.
وَإِنْ كَثُرَ المَطَرُ حَتَّى خِيفَ سُنَّ قَوْلُ: »اللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا، اللَّهُمَّ عَلَى
الظِّرَابِ، وَالآكَامِ، وَبُطُونِ الأَوْدِيَةِ، وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ«، «رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا
ما لَا طَاقَةَ لَنَا يه .... » الآية .
Apabila
hujan turun terlalu deras hingga dikhawatirkan membahayakan, disunnahkan
membaca doa:
»اللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا، اللَّهُمَّ عَلَى الظِّرَابِ، وَالآكَامِ،
وَبُطُونِ الأَوْدِيَةِ، وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ«
Serta
»رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا ما لَا طَاقَةَ لَنَا يه .... «
Ayat