HEADLINE
Mode Gelap
Artikel teks besar
Kamus Hafalan Durusul Lughah Jilid 2

Pasal : Shalat 'Ied

 

وَصَلَاةُ العِيدَيْنِ : فَرْضُ كِفَايَةٍ.

Shalat dua hari raya (‘Iedul Fitri dan ‘Iedul Adha): Fardu Kifayah.

وَوَقْتُهَا : كَصَلَاةِ الضُّحَى، وَآخِرُهُ : الزَّوَالُ، فَإِنْ لَمْ يُعْلَمْ بِالعِيدِ إِلَّا بَعْدَهُ : صَلَّوْا مِنَ الغَدِ قَضَاءً.

Waktunya: Seperti waktu shalat Dhuha, dan akhirnya adalah saat matahari tergelincir (zawal). Apabila hari raya baru diketahui setelah waktu itu berlalu, maka shalat dilakukan keesokan harinya sebagai qadha.

وَشُرِطَ لِوُجُوبِهَا : شُرُوطُ جُمُعَةٍ، وَلِصِحَّتِهَا : اسْتِيطَانٌ، وَعَدَدُ الجُمُعَةِ.

Syarat wajibnya: sama dengan syarat wajib shalat Jumat. Syarat sahnya: harus dilakukan di tempat pemukiman tetap dan dengan jumlah jamaah yang cukup sebagaimana syarat shalat Jumat.

لَكِنْ يُسَنُّ لِمَنْ فَاتَتْهُ أَوْ بَعْضُهَا : أَنْ يَقْضِيَهَا، وَعَلَى صِفَتِهَا أَفْضَلُ.

Namun, disunnahkan bagi orang yang tidak sempat menghadiri shalat ‘Ied atau terlewat sebagian dari shalatnya untuk mengganti (qadha) shalat tersebut. Dan yang lebih utama adalah menggantinya dengan tata cara seperti aslinya.

وَتُسَنُّ : فِي صَحْرَاءَ، وَتَأْخِيرُ صَلَاةِ فِطْرٍ، وَأَكْلٌ قَبْلَهَا، وَتَقْدِيمُ أَضْحَى، وَتَرْكُ أَكْلٍ قَبْلَهَا لِمُضَحٍّ.

Disunnahkan: dilaksanakan di tempat terbuka (lapangan), shalat ‘Iedul Fitri diakhirkan, dan disunnahkan makan terlebih dahulu sebelum shalat. Shalat ‘Iedul Adha diawalkan, dan bagi yang akan berkurban disunnahkan untuk tidak makan sebelum shalat.

Shalat ‘Ied dilakukan dua rakaat, sebelum khutbah. Pada rakaat pertama, bertakbir setelah doa iftitah dan sebelum membaca ta’awwudz (memohon perlindungan kepada Allah).

وَيُصَلِّيهَا رَكْعَتَيْنِ، قَبْلَ الخُطْبَةِ، يُكَبِّرُ فِي الأُولَى بَعْدَ الاسْتِفْتَاحِ، وَقَبْلَ التَّعَوُّذِ وَالقِرَاءَةِ سِتَّا، وَفِي الثَّانِيَةِ قَبْلَ القِرَاءَةِ خَمْسًا، رَافِعًا يَدَيْهِ مَعَ كُلِّ تَكْبِيرَةٍ، وَيَقُولُ بَيْنَ كُلِّ تَكْبِيرَتَيْنِ : »اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالحَمْدُ لِلهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا، وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيمًا كَثِيرًا«، أَوْ غَيْرَهُ، ثُمَّ يَقْرَأُ بَعْدَ الفَاتِحَةِ فِي الأُولَى : «سَبِّحْ»، وَالثَّانِيَةِ : «الغَاشِيَةَ».

Shalat Id dilakukan dua rakaat sebelum khutbah. Pada rakaat pertama, setelah membaca doa iftitah dan sebelum membaca ta’awwudz serta surat, dilakukan enam kali takbir. Pada rakaat kedua, sebelum membaca surat, dilakukan lima kali takbir. Setiap kali bertakbir, tangan diangkat. Di antara dua takbir, disunnahkan membaca:

»اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالحَمْدُ لِلهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا، وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيمًا كَثِيرًا«،

Atau bacaan lain yang sejenis. Setelah itu, pada rakaat pertama membaca surat "Sabbih" (Al-A'la), dan pada rakaat kedua membaca surat "Al-Ghasyiyah."

ثُمَّ يَخْطُبُ كَخُطْبَتَيِ الجُمُعَةِ، لَكِنْ يَسْتَفْتِحُ الْأُولَى : بِتِسْعِ تَكْبِيرَاتٍ، وَالثَّانِيَةَ : بِسَبْعٍ، وَيُبَيِّنُ لَهُمْ فِي الفِطْرِ مَا يُخْرِجُونَ، وَفِي الْأَضْحَى مَا يُضَحُّونَ.

Setelah shalat, khatib menyampaikan dua khutbah seperti khutbah Jumat. Namun, khutbah pertama diawali dengan sembilan kali takbir, dan khutbah kedua diawali dengan tujuh kali takbir. Dalam khutbah Idul Fitri, dijelaskan mengenai zakat fitrah yang harus dikeluarkan. Sedangkan dalam khutbah Idul Adha, dijelaskan tata cara berkurban.

وَسُنَّ التَّكْبِيرُ المُطْلَقُ : لَيْلَتَيِ العِيدَيْنِ، وَالفِطْرُ آكَدُ، وَمِنْ أَوَّلِ ذِي الحِجَّةِ إِلَى فَرَاغَ الخُطْبَةِ.

Disunnahkan bertakbir secara mutlak pada malam hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Bertakbir pada malam Idul Fitri lebih ditekankan. Takbir ini dimulai sejak awal Dzulhijjah hingga khutbah Idul Adha selesai.

وَالمُقَيَّدُ : عَقِبَ كُلِّ فَرِيضَةٍ، فِي جَمَاعَةٍ مِنْ فَجْرِ عَرَفَةَ لِمُحِلٍّ، وَلِمُحْرِمٍ : مِنْ ظُهْرِ يَوْمِ النَّحْرِ، إِلَى عَصْرِ آخِرِ أَيَّامِ التَّشْرِيقِ.

Takbir muqayyad (terikat waktu) dilakukan setelah setiap shalat fardhu yang dikerjakan secara berjamaah. Untuk orang yang tidak sedang dalam keadaan ihram, takbir ini dimulai dari waktu Subuh pada hari Arafah. Sedangkan bagi orang yang sedang dalam keadaan ihram, dimulai dari waktu Zuhur pada hari Nahr (hari Idul Adha). Takbir ini berakhir pada waktu Ashar di hari terakhir dari hari-hari Tasyriq.