Pasal : Shalat 'Ied
وَصَلَاةُ العِيدَيْنِ : فَرْضُ كِفَايَةٍ.
Shalat dua hari raya (‘Iedul
Fitri dan ‘Iedul Adha): Fardu Kifayah.
وَوَقْتُهَا : كَصَلَاةِ الضُّحَى،
وَآخِرُهُ : الزَّوَالُ، فَإِنْ لَمْ يُعْلَمْ بِالعِيدِ إِلَّا بَعْدَهُ : صَلَّوْا
مِنَ الغَدِ قَضَاءً.
Waktunya:
Seperti waktu shalat Dhuha, dan akhirnya adalah saat matahari tergelincir
(zawal). Apabila hari raya baru diketahui setelah waktu itu berlalu, maka
shalat dilakukan keesokan harinya sebagai qadha.
وَشُرِطَ لِوُجُوبِهَا : شُرُوطُ جُمُعَةٍ، وَلِصِحَّتِهَا : اسْتِيطَانٌ، وَعَدَدُ الجُمُعَةِ.
Syarat
wajibnya: sama dengan syarat wajib shalat Jumat. Syarat sahnya: harus dilakukan
di tempat pemukiman tetap dan dengan jumlah jamaah yang cukup sebagaimana
syarat shalat Jumat.
لَكِنْ يُسَنُّ لِمَنْ فَاتَتْهُ
أَوْ بَعْضُهَا : أَنْ يَقْضِيَهَا، وَعَلَى صِفَتِهَا أَفْضَلُ.
Namun,
disunnahkan bagi orang yang tidak sempat menghadiri shalat ‘Ied atau terlewat
sebagian dari shalatnya untuk mengganti (qadha) shalat tersebut. Dan yang lebih
utama adalah menggantinya dengan tata cara seperti aslinya.
وَتُسَنُّ : فِي صَحْرَاءَ،
وَتَأْخِيرُ صَلَاةِ فِطْرٍ، وَأَكْلٌ قَبْلَهَا، وَتَقْدِيمُ أَضْحَى، وَتَرْكُ أَكْلٍ
قَبْلَهَا لِمُضَحٍّ.
Disunnahkan:
dilaksanakan di tempat terbuka (lapangan), shalat ‘Iedul Fitri diakhirkan, dan
disunnahkan makan terlebih dahulu sebelum shalat. Shalat ‘Iedul Adha diawalkan,
dan bagi yang akan berkurban disunnahkan untuk tidak makan sebelum shalat.
Shalat ‘Ied
dilakukan dua rakaat, sebelum khutbah. Pada rakaat pertama, bertakbir setelah
doa iftitah dan sebelum membaca ta’awwudz (memohon perlindungan kepada Allah).
وَيُصَلِّيهَا رَكْعَتَيْنِ، قَبْلَ الخُطْبَةِ، يُكَبِّرُ
فِي الأُولَى بَعْدَ الاسْتِفْتَاحِ، وَقَبْلَ التَّعَوُّذِ وَالقِرَاءَةِ سِتَّا،
وَفِي الثَّانِيَةِ قَبْلَ القِرَاءَةِ خَمْسًا، رَافِعًا يَدَيْهِ مَعَ كُلِّ تَكْبِيرَةٍ،
وَيَقُولُ بَيْنَ كُلِّ تَكْبِيرَتَيْنِ : »اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالحَمْدُ
لِلهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا، وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ
وَآلِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيمًا كَثِيرًا«، أَوْ غَيْرَهُ، ثُمَّ يَقْرَأُ بَعْدَ الفَاتِحَةِ
فِي الأُولَى : «سَبِّحْ»،
وَالثَّانِيَةِ : «الغَاشِيَةَ».
Shalat Id dilakukan
dua rakaat sebelum khutbah. Pada rakaat pertama, setelah membaca doa iftitah
dan sebelum membaca ta’awwudz serta surat, dilakukan enam kali takbir. Pada
rakaat kedua, sebelum membaca surat, dilakukan lima kali takbir. Setiap kali
bertakbir, tangan diangkat. Di antara dua takbir, disunnahkan membaca:
»اللهُ أَكْبَرُ
كَبِيرًا، وَالحَمْدُ لِلهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا، وَصَلَّى
اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيمًا كَثِيرًا«،
Atau bacaan lain yang
sejenis. Setelah itu, pada rakaat pertama membaca surat "Sabbih"
(Al-A'la), dan pada rakaat kedua membaca surat "Al-Ghasyiyah."
ثُمَّ يَخْطُبُ كَخُطْبَتَيِ الجُمُعَةِ، لَكِنْ يَسْتَفْتِحُ الْأُولَى : بِتِسْعِ
تَكْبِيرَاتٍ، وَالثَّانِيَةَ : بِسَبْعٍ، وَيُبَيِّنُ لَهُمْ فِي الفِطْرِ مَا يُخْرِجُونَ،
وَفِي الْأَضْحَى مَا يُضَحُّونَ.
Setelah shalat, khatib
menyampaikan dua khutbah seperti khutbah Jumat. Namun, khutbah pertama diawali
dengan sembilan kali takbir, dan khutbah kedua diawali dengan tujuh kali
takbir. Dalam khutbah Idul Fitri, dijelaskan mengenai zakat fitrah yang harus
dikeluarkan. Sedangkan dalam khutbah Idul Adha, dijelaskan tata cara berkurban.
وَسُنَّ التَّكْبِيرُ المُطْلَقُ : لَيْلَتَيِ العِيدَيْنِ، وَالفِطْرُ آكَدُ،
وَمِنْ أَوَّلِ ذِي الحِجَّةِ إِلَى فَرَاغَ الخُطْبَةِ.
Disunnahkan bertakbir secara mutlak pada malam
hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Bertakbir pada malam Idul Fitri lebih
ditekankan. Takbir ini dimulai sejak awal Dzulhijjah hingga khutbah Idul Adha
selesai.
وَالمُقَيَّدُ :
عَقِبَ كُلِّ فَرِيضَةٍ، فِي جَمَاعَةٍ مِنْ فَجْرِ عَرَفَةَ لِمُحِلٍّ، وَلِمُحْرِمٍ
: مِنْ ظُهْرِ يَوْمِ النَّحْرِ، إِلَى عَصْرِ آخِرِ أَيَّامِ التَّشْرِيقِ.
Takbir muqayyad
(terikat waktu) dilakukan setelah setiap shalat fardhu yang dikerjakan secara
berjamaah. Untuk orang yang tidak sedang dalam keadaan ihram, takbir ini
dimulai dari waktu Subuh pada hari Arafah. Sedangkan bagi orang yang sedang
dalam keadaan ihram, dimulai dari waktu Zuhur pada hari Nahr (hari Idul Adha).
Takbir ini berakhir pada waktu Ashar di hari terakhir dari hari-hari Tasyriq.