HEADLINE
Mode Gelap
Artikel teks besar
Kamus Hafalan Durusul Lughah Jilid 2

Lam Ibtida Yang Tergelincir Sehingga Disebut Lam Muzahlaqoh

LAM IBTIDA' LAM DAN MUZAHLAQOH

Lam Ibtida’ adalah huruf (Ù„) yang digunakan untuk penekanan dan terletak pada mubtada’.

Contoh (Ù„َبَÙŠْتُÙƒَ Ø£َجْÙ…َÙ„ُ) “sungguh rumahmu lebih bagus”.

Huruf (Ù„َ) yang nempel dengan mubtada’ yaitu (بَÙŠْتُÙƒَ) disebut (Ù„َامُ الاِبْتِدَاء).

Namun, bila kita ingin menambahkan huruf penekan lain dalam hal ini adalah (Ø¥ِÙ†َّ), maka posisi dari (Ù„َامُ الاِبْتِدَاء) terancam. Mau tidak mau harus mengalah.

Contoh pada kalimat (Ù„َبَÙŠْتُÙƒَ Ø£َجْÙ…َÙ„ُ) ingin kita tambahkan (Ø¥ِÙ†َّ) maka tidak boleh menjadi (Ø¥ِÙ†َّ Ù„َبَÙŠْتك Ø£َجْÙ…َÙ„ُ) atau (Ù„َØ¥ِÙ†َّ بَÙŠْتَÙƒَ Ø£َجْÙ…َÙ„ُ)

Kenapa? Karena tidak boleh ada 2 huruf penekan di satu tempat (mubtada’). Sehingga (Ù„َامُ الاِبْتِدَاء) mau tidak mau mengalah dan berpindah tempat dari posisinya yang berada di mubtada’ menjadi berada di posisi khobar.

Nah huruf lam yang tergelincir tadi bukan lagi disebut sebagai (Ù„َامُ الاِبْتِدَاء), melainkan lam muzahlaqoh (Ù„َامُ المُزَØ­ْÙ„َÙ‚َØ©).

Pertanyaannya ialah kenapa harus menggunakan 2 huruf penekan dalam 1 kalimat? Kenapa tidak cukup (Ø¥ِÙ†َّ) saja atau (Ù„) saja?

Maka jawabannya ialah karena sebuah kalimat dengan 2 huruf penegas, pernyataan kalimat tersebut lebih tegas dibanding hanya menggunakan satu huruf penekan saja.

Banyak ayat-ayat al-Qur’an yang menggunakan 2 huruf penekan

(1) Ø¥ِÙ†َّ Ø¥ِÙ„َÙ‡َÙƒُÙ…ْ Ù„َÙˆَاحِدٌ

“Sesungguhnya tuhanmu benar-benar esa”

(2) ÙˆَØ¥ِÙ†َّ Ø£َÙˆْÙ‡َÙ†َ البُÙŠُÙˆْتِ Ù„َبَÙŠْتُ العَÙ†ْÙƒَبُÙˆْتِ

“Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah sarang laba-laba”

(3) Ø¥ِÙ†َّ Ø£َÙ†ْÙƒَرَ الأَصْÙˆَاتِ Ù„َصَÙˆْتُ الحَÙ…ِÙŠْر

“Sesungguhnya suara yang paling dibenci adalah suara keledai”

(4) Ø¥ِÙ†َّÙ‡ُ Ù„َÙ‚ُرْآنٌ ÙƒَرِÙŠْÙ…

“Sesungguhnya al-Qur’an benar-benar mulia”

Diambil dari Durusul Lughah jilid 4 Dars 2